Gelar Rakor, TPID Padang Siap Kendalikan Inflasi Jelang Ramadan

    Gelar Rakor, TPID Padang Siap Kendalikan Inflasi Jelang Ramadan

    PADANG – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Padang mulai melakukan antisipasi terjadinya inflasi menjelang Ramadan yang tinggal menghitung hari. 

    Seperti biasanya, jelang Ramadan harga sejumlah bahan pokok cenderung menjadi naik mulai dari minyak goreng, cabai, bawang, gula, telur dan lainnya.

    Kita tentu berharap TPID Kota Padang berupaya mengendalikan inflasi, sehingga tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Semoga melalui rapat koordinasi (rakor) TPID Kota Padang kali ini kita bisa menyiapkan sejumlah langkah jitu dalam mengendalikan inflasi jelang Ramadan.

    Demikian disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdako Padang Endrizal sewaktu mewakili Wali Kota Padang saat membuka Rakor yang dilangsungkan di Ruang Abu Bakar Ja'ar itu, Selasa (15/3/2022).

    "Kita juga berharap kepada masyarakat jelang Ramadan nanti agar berbelanja kebutuhan pangan sesuai kebutuhan atau seperlunya. Sehingga tidak terjadi defisit pada bahan pokok yang bisa menyebabkan inflasi, " tambah Asisten.

    Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian Setdako Padang Syahendri Barkah mengatakan, rakor kali ini sangat penting karena membahas antisipasi inflasi jelang Ramadan. 

    Seperti diketahui, sebutnya, rakor tersebut diikuti perwakilan Bank Indonesia, Bulog Divre Sumbar, KADIN Kota Padanhlg dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemko Padang. Selain itu juga melibatkan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Padang Maigus Nasir.

    “Menjelang Ramadan, kita TPID akan berupaya melakukan pengendalian inflasi yang dipengaruhi naiknya harga kebutuhan pokok nantinya. Maka itu segala sesuatunya mesti kita fikirkan saat ini termasuk memastikan kelancaran pendistribusian bahan pokok dari luar daerah, menggelar operasi pasar dan kegiatan terkait lainnya, " bebernya.

    Lebih lanjut Syahendri juga mengakui tingkat inflasi tahun ini relatif tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal itu berdasarkan laporan Bank Indonesia, sudah di ambang garis merah yang mencapai 2, 3 persen. Sedangkan di 2021 hanya 0, 1 persen.

    "Hal itu dipengaruhi fluktuasi harga pasar seiring melandainya pandemi Covid-19. Di sisi lain juga tidak menutup kemungkinan akan ada pedagang yang memainkan spekulasi harga dengan penimbunan bahan pokok strategis. Ini harus kita cegah agar jangan sampai terjadi, " ujarnya. (**)

    Afrizal

    Afrizal

    Artikel Sebelumnya

    Walikota Padang: PKK Ujung Tombak Pemerintah

    Artikel Berikutnya

    Mantan Kepala Desa di Siberut Mentawai Divonis...

    Berita terkait