PADANG – Penanganan masalah Stunting harus dilakukan secara terkoordinasi mulai dari hulu hingga ke hilir. Karena Stunting bukan hanya disebabkan oleh kekurangan gizi akibat faktor ekonomi, tapi juga disebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat akan pola asuh anak maupun penerapan pola hidup sehat.
Untuk itu, Dokter Muda IKM Fakultas Kedokteran Universitas Andalas bersama pemerintah Kecamatan Padang Timur dan Puskesmas Andalas gelar sosialisasi Panduan Pengolahan Makanan untuk Cegah Stunting (Papa Mancing), Senin (6/6) di Rumah Data, Kecamatan Padang Timur.
Camat Padang Timur Siska Meilani mengatakan untuk mengatasi permasalahan Stunting di wilayahnya, Kecamatan Padang Timur sebelumnya telah meluncurkan inovasi yang diberi nama Sumur Ganting (Semua masyarakat Padang Timur Gerakan No Stunting).
“Melalui inovasi ini kita mencegah terjadinya kasus Stunting dimulai dari hulu, yakni bagaimana kita memberikan pemahaman dan edukasi tentang gizi dan kesehatan masyarakat, ” ujar Siska.
Jadi untuk mengejar Padang Timur bebas stunting, pihaknya berkolaborasi dengan Puskesmas Andalas dan Parak Karakah serta dokter-dokter muda di FK Unand pun menyambut baik dan menggelar sosialisasi dan pendampingan anak penderita stunting.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin warga di Padang Timur tahu apa itu stunting, bagaimana mencegah stunting, lalu bagaimana anak-anak yang stunting persoalan gizinya bisa dientaskan, ” katanya.
Dengan demikian, katanya, kedepannya anak-anak di Padang Timur bisa menjadi generasi cerdas dan sehat.
Sementara itu, mewakili Dokter Muda IKM FK Unand Abibalghi mengatakan, kegiatan yang dilakukan dalam sosialisasi dilakukan kegiatan rumah gizi selama 12 hari, dimana pihaknya telah menyusun modul yang diberi nama Papa Mancing.
“Dalam modul itu dijelaskan soal pengolahan makannya, cara makannya, aturan makannya dan banyak lagi guna meningkatkan gizi anak penderita stunting, ” jelasnya.
Selain itu dalam 12 hari itu, juga didatangkan beberapa narasumber untuk memberikan edukasi sesuai bidangnya seperti dari tumbuh kembang, gizi anak, psikologi anak, kedokteran gigi anak dan lainnya.
“Jadi selama 12 hari itu kita akan pendampingan dan juga demo pengolahan makanan yang baik dan benar, bagaimana pemberian makan dan lainnya bagi anak-anak, ” jelasnya.
Nantinya setelah 12 hari, akan dilakukan evaluasi, apakah ada peningkatan berat badan anak penderita stunting dibanding diawal kegiatan.
“Harapannya dengan kegiatan ini, anak-anak penderita stunting dapat meningkat berat badannya dengan perbaikan gizi yang kita lakukan, karena kita tidak dapat mengintervensi tinggi badan, namun hanya soal gizi, ” katanya.
Untuk kegiatan tahap pertama ini, diikuti 14 anak dari tiga kelurahan yakni Kelurahan Jati, Jat Baru dan Sawahan Timur.
Sementara itu, tokoh masyarakat Padang Timur yang juga anggota DPRD Padang Muhidi mendukung adanya kegiatan itu untuk peningkatan gizi dan kesehatan anak di Padang Timur.
“Kita tentunya apresiasi dan terimakasih kepada Puskesmas dan dokter muda Unand yang telah memberikan edukasi dan sosialisasi dalam pencegahan stunting di Padang Timur, ” katanya.
Selanjutnya, Muhidi mengaku siap memfasilitasi penganggaran pembangunan rumah gizi untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat terutama masalah gizi dan pencegahan stunting ini.
“Kalau memang dibutuhkan, kita siap menganggarkan di APBD untuk pembangunan rumah gizi beserta perlengkapannya di masing-masing kelurahan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan stunting di Padang Timur dan Kota Padang secara umum, ” pungkasnya. (**)